[dropcap]P[/dropcap]ertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat di tahun 2022 diperkirakan oleh pakar ekonomi Internasional tidak akan berlanjut di tahun 2023. Saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia mengalami tren 5% sejak kuartal I tahun 2022, dan meningkat 5.4% pada kuartal kedua, hingga 5.7 % pada kuartal ke tiga tahun ini.
Kenaikan tajam pada harga BBM bersubsidi membuat inflasi melampaui targetnya sebesar 2% hingga 4% pada paruh kedua di tahun ini. Dan tingkat inflasi diperkirakan akan meningkat pada paruh pertama tahun 2023.
Tempias dari kenaikan harga BBM membuat harga barang kebutuhan di pasar meningkat tajam. Kos kebutuahn hidup masyarakat semakin meningkat di tahun 2023. Sekarang saja masyarakat semakin terasa dengan kenaikan harga barang, harga ikan yang tidak terkawal melambung tinggi, ikan kembung hari ini mencapai Rp45 ribu/kg, Ikan Tongkol mencapai Rp 35 ribu/kg.
Pakar dunia telah meramalkan inflasi diperkirakan akan terjadi sejak tahun 2021. Saat itu, Organisasi Makanan dan Pertanian (FAO) telah merekam, bahwa harga kebutuhan pokok, makanan di seluruh dunia akan meningkat rata-rata 30 persen sejak itu.
Kemudian diperparah lagi dengan kondisi Negara sejak dilanda Covid-19 berawal tahun 2020, pembatasan beraktifitas membuat hasil komoditi terjual dengan murah. Sementara barang kubutuhan lainya harnganya meningkat, ditambah lagi naiknya harga BBM.
Kita sebagai masyarakat hari ini serba salah, ibaratnya seperti buah simalakama. “Dimakan mati emak tidak dimakan mati ayah.” Belanja susah, tidak belanja mau makan apa?. Nah menangapi hal ini, sudah pasti di tahun 2023 ini kita sebagai rakyat harus hidup lebih cermat dan hemat.
Sudah pasti kita harus membuat tabungan dan cadangan ketahanan pangan di rumah kita masing-masing. Mari kita manfaatkan lahan perkarangan untuk bercocok tanam sayuran, kolam ikan. Sebagai upaya antisipasi inflasi di tahun 2023 mendatang.
Kondisi ini bukan saja terjadi di Negara Indoensia tercinta ini. Akan tetapi inflasi di tahun 2023 juga akan berimbas ke tingkat global. [ILYAS ISMAIL]