Banyak alasan seseorang merantau meninggalkan rumah kesayanganya dan kampung halamannya yang tercinta. Baik itu mencari rezeki, menuntut ilmu atau mencari tempat yang lebih aman untuk sementara. Semua alasan tersebut sangat mulia selama mengharapkan kehidiupan yang lebih baik.
Merantau mempunyai manfaat nyata bagi merubah kehidupan, karena dapat memperluas wawasan pengetahauan dan memperpanyak pengalaman. Bak kata pepatah Aceh; “Jioh tajak leu pue takalon, trep tahudep leu pue tatupue.” (Merantau jauh banyak yang kita lihat, lama kita hidup banyak yang kita tahu).
Merantau dalam Islam adalah Hijrah, dan hal ini juga dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Demi kelangsungan dakwah Islam Rasulullah merantau dari Mekkah ke Madinah.
Imam Syafie, imam dari madhab kita sekarang ini, beliau adalah tokoh Islam yang gemar merantau. Beliau sejak muda rela melang-lang buana menuntut ilmu.
Berikut ini syair nasehat perantuan dari Iman Syafie dikutip di mubadalah.id :
Orang berilmu dan beradab tidak diam beristirahat di kampung halaman. Tinggalkan negerimu dan hidup asing (di negeri orang).
Kau akan dapatkan pengganti dari orang-orang yang engkau tinggalkan (kerabat dan kawan). Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air menjadi rusak karena diam tertahan. Jika mengalir menjadi jernih, jika tidak, akan keruh menggenang.
Singa jika tak tinggalkan sarang, tak akan dapat mangsa. Anak panah jika tak tinggalkan busur, tak akam kena sasaran.
Jika matahari di orbitnya tak bergerak dan terus berdiam, tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang.
Bijih emas tak ada bedanya dengan tanah biasa di tempatnya (sebelum ditambang). Kayu gaharu tak ubahnya seperti kayu biasa jika di dalam hutan.
Jika gaharu itu keluar dari hutan, ia menjadi parfum yang tinggi nilainya. Jika bijih memisahkan diri (dari tanah), barulah ia dihargai sebagai emas murni.
Pasti tujuan merantau itu baik, dan untuk meninggalkan rumah dalam waktu tertentu. Ketika ilmu sudah cukup atau sudah mapan di perantuan pasti kita akan kembali lagi ke rumah sendiri.
Kita lahir dari rumah itu, keluar atau mengudurkan diri untuk merantau, suatu saat tidak ada yang bisa melarang untuk kembali lagi, karena kita meninggalkan rumah sendiri, dan kita kembali pun ke rumah sendiri lagi.
Semoga saja yang merantau saat ini, suatu saat nanti dapat kembali lagi ke rumah sendiri setelah memperoleh ilmu pengetahuan, atau rezeki yang mencukupi. Selamat merantau atau mengundurkan diri. []