[dropcap]S[/dropcap]etelah diberlakukan gaji tenaga kontrak dan honorer pada Januari 2023 sebesar Rp200/bulan, tenaga penyelamat kemanusian BPBD, DAMKAR, SATPOL, WH, Tenaga Kesehatan, dan tenaga kontrak lainnya mulai menjerit, pasalnya Rp200/bulan hanya untuk beli bahan berbuka puasa selama dua hari saja.
Apalagi saat bulan bulan Ramadan seperti sekarang ini, bagi tenaga honorer yang mempunyai tangungan banyak untuk belanja kebutuhan sehari-hari dapat menghabiskan Rp100/hari.
“Gaji Rp200/bulan hanya dapat membeli 2 bungkus mie caluek dan sebungkus minuman dawet ayu, untuk berbuka puasa selama dua hari,” kata salah seorang tenaga kontrak di BPBD Kabupaten Aceh Timur yang tidak ingin namanya ditulis.
Miris gaji Rp200/bulan bagi mereka yang bekerja untuk kemanusian. Ketika ada bencana alam, kebakaran mereka harus bangun di tengah malam buta terjun ke lapangan guna melakukan misi kemanusian.
Menurut penulis, untuk tenaga honorer kantoran saja tidak layak di gaji Rp200/bulan, apalagi untuk tenaga honorer atau kontrak yang melekat dengan piket, seperti BPBD, Damkar, Satpol PP, WH dan tenaga kesehatan.
Jika kita Analisa dengan kondisi harga kebutuhan pokok yang meroket sekarang ini, gaji Rp200/bulan engak enak.
Kita mungkin berkata kepada mereka, “Sabar aja” tapi mereka menjawab “Sabar engak enak”. Kepada penulis mereka mengaku pekerjaan penyelamatan seperti yang mereka geluti sudah menjiwai, mungkin mereka sejak sekolah dasar sudah mengikuti Gerakan Pramuka.
Mau tak enak mereka tetap harus bertahan. Mereka sangat mengharapkan kepada Pemerintah untuk menghargai pekerjaan mereka. Atau para wakil rakyat untuk menyisihkan pokir mereka kepada pekerja-pekerja penyelamat seperti Damkar, BPBD, SAR dan pekerja yang melekat dengan piket seperti tenaga kesehatan.
Semoga saja ada anggota dewan yang bertanya, “Berapa orang situ?” sehigga mereka mendapatkan gaji yang lebih layak atau mereka dapat menjadi kontrak P3K, agar mereka dapat menyekolahkan anak-anak mereka. []