Pekerja Berharga Yang Tidak Dihargai
Sulit rasanya mencari jalan keluar di tengah beban biaya hidup yang semakin tinggi. Gelombang kenaikan harga BBM dikuti dengan kenaikan bahan kebutuhan pokok membuat kelurga di Negara tercinta ini menghadapi kesulitan finansial yang berat.
Negara pun harus mengirit dalam menghargai sebuah pekerjaan. Di tengah suasana ekonomi yang sulit seperti sekarang ini bidang pekerjaan yang beharga menjadi tidak dihargai lagi.
Penulis mencontohkan, seorang perawat honor yang bekerja di rumah sakit umum daerah atau Puskesmas, mereka tak peduli siap merawat pasien yang sedang sakit, mebersihkan luka yang menganga. Dikerenakan perawat tersebut masih berstatus honor atau bakti, maka pekerjaan beharga mereka hanya mampu dibayar oleh Pemerintah Rp200 ribu/bulan.
Seorang guru bakti atau guru honor daerah, pekerjaan mereka sangat beharga dalam mencerdaskan anak bangsa ini. Terkadang mereka harus mengajar di daerah pedalaman, tetapi pekerjaan beharga mereka juga dihargai sangat murah, bahkan ada yang dibayar hanya cukup untuk biaya beli sabun cuci, Rp200 ribu /bulan.
Tenaga kebersihan atau OB, betapa mulianya pekerjaan mereka saban hari membersihkan sudut-sudut kota, membersihkan ruangan kerja, sehingga para pekerja lainnya nyaman saat bekerja. Akan tetapi jerih payah mereka selalu dibayar dengan upah yang murah.
Pak imam di desa, pekerjaannya sangat beharga dan mulia, terkadang setiap orang meninggal seorang Pak Imam menjadi garda terdepan dalam melakukan fardhu kipayah. Bukan itu saja setiap jadwal salat Pak Imam juga bergegas ke masjid menjadi pemimpin salat. Namun sangat disayangkan pekerjaan Pak Imam yang berharga juga tidak dihargai.
Banyak bidang kerja lain yang beharga, namun hari ini tidak dihargai. Seharunya kenaikan upah pekerja yang berharga dapat mendorong semangat mereka untuk lebih profisional dan dapat mendorong konsumsi di tingkat ekonomi lokal. Sehingga tidak terjadi bertambahnya kemiskinan dan kesenjangan yang berujung pada kohesi sosial yang tidak baik.
Pada hakikatnya, pendidikan kita telah lebih tinggi, seharunya upah kita juga harus lebih besar. Hasil tak akan mengingkari setiap usaha. Apa yang kamu kerjakan akan memberikan hasil yang sesuai dengan usaha yang kamu keluarkan.
Mau tak mau tetaplah bekerja dan melakukan yang terbaik dalam setiap hari-hari kerjamu. Jika memang lelah, ambil jeda dan istirahat sejenak. Baru setelah itu, kembali kumpulkan semangat untuk melangkah dengan hati yang ikhlas. Bekerjalah lah meskipun tidak dihargai, Insya Allah Ridha Allah SWT akan selalu menyertai kita semua. [Penulis Pimpinan Redaksi Freelinenews.com]