[dropcap]M[/dropcap]uslim tentu familiar dengan kisah-kisah para Nabi, apalagi kisah Adam sebagai cikal bakal dan nenek moyang semua manusia. Kisah Habil dan Qabil, anak Adam merupakan sejarah kelam pertama umat manusia dan menjadi konflik kekerasan pertama yang dilakukan oleh manusia ketika Qabil membunuh Habil saudaranya karena perseteruan dalam perebutan calon pasangan mereka. Sekaligus menjadi catatan bahwa kecantikan mempunyai daya tarik tersendiri yang mampu mempengaruhi seseorang bertindak diluar kebiasaan.
Ketika Qabil merasa sakit hati karena saudari kembarnya yang cantik dijodohkan dengan Habil, maka naluri untuk menyakiti Habil muncul dalam benak Qabil dengan mengancam membunuh Habil, bahkan saat ia belum memahami sepenuhnya bagaimana cara membunuh seseorang. Seorang Mufassir menggambarkan bagaimana ketika Qabil bingung dengan cara apa ia menyakiti Habil, lalu datang syaitan memperlihatkan kepada Qabil bagaimana ia membunuh seekor burung dengan memukulkan sebongkah batu pada lehernya sampai kepala burung itu terputus dari badannya. Lalu Qabil menjadi paham bagaimana ia membunuh Habil.
Setiap manusia mempunyai naluri menyakiti ketika ia diperlakukan tidak adil, dibuat marah, kesal dan sebagainya. Dan cerita selalu berulang, ketika seseorang sedang marah, setan selalu setia hadir untuk membisikkan cara-cara terbaik untuk menyakiti. Di jaman modern semakin banyak cara menyakiti orang lain bahkan tanpa melibatkan fisik sekalipun, cukup dengan sentuhan ujung jari di perangkat gawai untuk membunuh karakter seseorang.
Ketika sasaran menyakiti secara fisik tidak memungkinkan, maka kata-kata fatal justru akan lebih menyakitkan. Seorang suami tidak mudah memukul istrinya, karena seorang perempuan, tapi ketika sedang marah, setan selalu membisikkan sesuatu yang benar-benar bisa membuat dia sakit, “ceraikan dia!” Anda ucapkan itu, maka Anda berdua akan menyesal, lalu setan bertepuk tangan.
Naluri menyakiti bisa berbeda pada setiap orang, dipengaruhi oleh karakter dan tingkat kedewasaan cara pikir seseorang. Tapi kita harus menyadarinya, mengelolanya dengan baik, meminimalisir peran setan dan memperhitungkan umpan balik bukanlah suatu hal yang membuat kita lemah atau dianggap penakut, tapi dapat meredam potensi yang lebih parah.[]